Selasa, 01 September 2015

DAFTAR MENU,NASI KOTAK DAN PENUNJUK LOKASI

 DAFTAR MENU DI BAMBU KUNING PAPUNGAN
 DAFTAR MENU DI BAMBU KUNING JL.TGP
 DAFTAR MENU NASI KOTAK (CATERING SERVICE) BAMBU KUNING
PENUNJUK LOKASI BAMBU KUNING

Selasa, 07 Juli 2015

Tahukah Anda Asal Mula Ikan Mujair , Yang biasa kita sebut Ikan NILA ??

Bapak Iwan Dalauk yang akrab dipanggil Mbah Moedjair lahir di DESA KUNINGAN, KEC.KANIGORO , KAB.BLITAR, 3 Km arah timur pusat Kota Blitar. Dari pasangan Bayan Isman dan Ibu Rubiyah, beliau lahir tahun 1890. Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang masa kecil sampai remaja, karena sudah habis nara sumber yang seangkatan dengan beliau.

 Moedjair anak ke-4 dari 9 bersaudara, menikah dengan Partimah Desa Kuningan pada waktu itu. Dari pernikahan ini Moedjair dikaruniai 7 anak, yaitu : Wahanan, Napiyah, Thoyibah, Imam Soepardi, Ismoenir, Djaenuri, Daud. Kesemua anak beliau sekarang sudah meninggal kecuali Ismoenir yang tinggal di Kanigoro Blitar dan Djaenuri yang tinggal di Kencong Jember. Menurut penuturan Mbah Ismoenir anak ke-5 dari Mbah Moedjair yang masih hidup. Untuk penghasilan sehari-hari, Moedjair dahulu membuka warung sate kambing yang pada zaman tersebut cukup terkenal didaerah Kuningan-Kanigoro. Pelanggan warung sate Moedjair dari berbagai kalangan dan ras, dari tua sampai muda, dari ras jawa sampai ras kuning ( keturunan tionghoa ). Ada sisi negatif dari perilaku Mbah Moedjair waktu mengalami masa kejayaan warung sate yaitu suka bermain judi. Tetapi dalam berjudi, Mbah Moedjair hanya mau berjudi dengan orang Tionghoa. Beliau tidak mau berjudi dengan orang jawa dan beliau juga mendidik semua anak-anaknya untuk tidak berjudi. Salah satu efek negatif yang ditimbulkan dari kegemaran berjudi itu adalah kehancuran dari bisnis warung sate milik Mbah Moedjair, seperti yang dituturkan oleh Mbah Slamet cucu Mbah Moedjair dari Mbah Wahanan. Di saat masa-masa terpuruk ini, Mbah Moedjair menjalani laku tirakat dimana setiap tanggal 1 Suro penanggalan jawa, beliau mandi di Pantai Serang tepatnya Blitar Selatan. Awal ritual mandi ini, karena Mbah Moedjair diajak oleh Kepala Desa Papungan (Bapak Muraji), juga karena beliau bermimpi rambut dan jenggotnya menjadi panjang menyentuh tanah. Pada suatu waktu ketika melakukan ritual mandi ini, Mbah Moedjair menemukan se-ekor ikan yang jumlahnya sangat banyak dan mempunyai keunikan yaitu menyimpan anak didalam mulutnya ketika ada bahaya dan dikeluarkan ketika keadaan sudah aman. Melihat keunikan ikan ini, Mbah Moedjair berniat mengembangbiakkan dirumahnya didaerah Papungan-Kanigoro-Blitar. Untuk mengambil ikan ini Mbah Moedjair menjaring dengan menggunakan kain Udeng ( ikat kepala ) yang biasa beliau pakai. Dengan ditemani oleh 2 temannya yaitu Abdullah Iskak dan Umar, Mbah Moedjair membawa ikan ini pulang ke Desa Papungan KEC.KANIGORO KAB.BLITAR. Tetapi karena habitat yang berbeda, maka ikan ini mati sewaktu dimasukkan ke air tawar yang berada di halaman rumah Mbah Moedjair di Papungan. Melihat kejadian seperti ini, Mbah Moedjair bukannya putus asa tetapi malah semakin gigih dalam melakukan percobaan dengan satu tujuan Spesies ikan ini dapat hidup di habitat air tawar. Habitat yang sangat berbeda dari aslinya yaitu air laut (asin). Beliau bolak balik Papungan – Serang yang berjarak 35 Km, berjalan kaki dengan melewati hutan belantara, naik turun bukit dan akses jalan yang sulit serta memakan waktu dua hari dua malam. Di Pantai Serang beliau mengambil spesies ikan ini dengan menggunakan Gentong yang terbuat dari tanah liat. Beliau juga melakukan percobaan dengan mencampurkan air laut yang asin dengan air tawar, terus menerus dengan tingkat konsentrasi air tawar semakin lama semakin lebih banyak dari air laut yang kemudian kedua jenis air yang berbeda ini dapat menyatu. Menurut penuturan Mbah Ismoenir, percobaan ini menemui keberhasilan pada percobaan ke-11, yang berarti 11 kali perjalanan bolak balik Papungan-Serang.Pada percobaan ke-11 ini berhasil hidup 4 ekor ikan jenis baru ini dengan habitat air tawar.Kejadian ini terjadi pada tanggal 25 MARET 1936.  
 











SPESIES BARU BERNAMA IKAN MOEDJAIR
Keberhasilan percobaan ini, melegakan hati Mbah Moedjair. Segala jerih payah, kesulitan dan rintangan terbayar lunas dengan hidupnya 4 ekor ikan spesies baru ini. Ke-4 ekor ikan ini kemudian oleh Mbah Moedjair ditangkarkan di kolam daerah sumber air Tenggong Desa Papungan. Dari awalnya hanya satu kolam akhirnya bertambah menjadi 3 kolam. Mbah Moedjair juga membangun pondok yang sekaligus berfungsi sebagai tempat tinggal bagi keluargannya di sekitar kolam tenggong ini. Karena cepat perkembangbiakkan dari spesies ikan ini, maka jumlah ikan milik Mbah Moedjair semakin lama semakin banyak. Untuk itu oleh Mbah Moedjair ikan spesies baru ini diberikan cuma-cuma ke masyarakat sekitar Papungan, selain itu juga dijual di sekitar Blitar dan luar Blitar. Suatu ketika , penemuan ikan jenis baru ini sampai ke telinga Asisten Resident yang berkedudukan di Kediri. Asisten Resident yang juga seorang Ilmuwan ini tergoda untuk meneliti spesies ikan hasil temuan Mbah Moedjair ini. Dari literature yang ada dan berdasarkan data-data, Asisten Resident ini menyimpulkan bahwa nenek moyang dari ikan ini berasal dari perairan laut Afrika. Sang Asisten Resident ini juga melakukan riset dan wawancara dengan Mbah Moedjair tentang segala hal mengenai ikan ini .Mulai dari proses penemuan di pantai serang, sampai proses percobaan yang sebanyak 11 kali. Mendengar penuturan dari Mbah Moedjair, Asisten Resident ini merasa takjub dan kagum akan kegigihan dan keuletan Mbah Moedjair. Asisten Resident ini memberikan penghargaan kepada Mbah Moedjair berupa pemberian nama ikan spesies baru ini sesuai dengan nama beliau Moedjair yang kemudian dikenal sebagai ikan Moedjair.  

PENGHARGAAN YANG DITERIMA 
Penghargaan Mbah Moedjair Ikan Moedjair semakin menjadi buah bibir dan semakin banyak masyarakat yang mengembangbiakkan. Nama Mbah Moedjair pun semakin dikenal masyarakat luas. Dengan dibantu Wahanan, anak sulung beliau. Ikan Moedjair ini dipasarkan ke hamper daratan Jawa Timur dengan naik sepeda Kumbang. Oleh Pemerintah beliau diangkat sebagai Jogo Boyo Desa Papungan serta juga mendapatkan gaji bulanan dari Pemerintah Daerah. Oleh Pemerintah Indonesia beliau diangkat sebagai Mantri Perikanan. Selain itu beliau juga memperoleh Penghargaan EKSEKUTIP COMMITTEE dari INDO PASIPIK FISHERIES COUNCIL atas jasanya menemukan ikan Moedjair. Penghargaan tersebut diberikan di Bogor tanggal 30 – JUNI – 1954. Selain penghargaan tersebut diatas masih ada beberapa pengharagaan yaitu dari KEMENTERIAN PERTANIAN atas nama Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 17 – AGUSTUS – 1951 yang pada waktu itu dijabat oleh Ir.Soeharto.  

HARI-HARI TERAKHIR SANG PENEMU 
Beliau Wafat pada tanggal 07-09-1957 karena penyakit Asma. Beliau dimakamkan di pemakaman umum Desa Papungan. Kemudian pada tahun 1960 atas inisiatif Departemen Perikanan Indonesia, makam beliau dipindah ke area khusus diselatan Desa Papungan yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Di batu nisan beliau ditulis MOEDJAIR PENEMU IKAN MOEDJAIR lengkap dengan relief ikan Moedjair. Sebagai penghargaan atas jasa beliau yang tidak ternilai. Juga akses jalan ke makam, juga diberi nama Moedjair. Pada tanggal 6 April 1965 pemerintah Indonesia melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut menganugerahkan Mbah Moedjair sebagai Nelayan Pelopor. Piagam ini ditanda tangani oleh Menteri Perikanan Hamzah Atmohandojo. Istri beliau, Partimah meninggal pada tahun 1966 dan dimakamkan disamping makam Mbah Moedjair. Partimah merupakan sosok istri yang setia mengabdi dan hormat pada suami, salah satu bentuk hormat pada suami adalah sampai detik terakhir sebelum wafatnya Mbah Moedjair, Ibu Partimah masih berkomunikasi dengan bahasa jawa yang halus.

SUMBER : http://wikiliki.blogspot.com/2011/05/asal-mula-ikan-mujair.html

Senin, 01 Juni 2015

DIMANA ANDA BISA MENEMUKAN BAMBU KUNING PEMANCINGAN DAN LESEHAN BLITAR


BAMBU KUNING BERADA DI BLITAR - JAWA TIMUR
1.BAMBU KUNING PAPUNGAN ( PEMANCINGAN DAN LESEHAN )
2.BAMBU KUNING KUNINGAN (PEMANCINGAN DAN WARUNG )
3.BAMBU KUNING JL.TGP 25 ( RUMAH MAKAN )



LOKASI BAMBU KUNING - PEMANCINGAN DAN LESEHAN



LOKASI BAMBU KUNING PEMANCINGAN DAN LESEHAN


LOKASI BAMBU KUNING RUMAH MAKAN JL.TGP 25
Simple markers
LOKASI BAMBU KUNING RUMAH MAKAN JL.TGP 25

LOKASI BAMBU KUNING KUNINGAN -PEMANCINGAN DAN WARUNG




LOKASI BAMBU KUNING KUNINGAN -PEMANCINGAN DAN WARUNG

Rabu, 13 Mei 2015

Tentang Bambu Kuning (Pemancingan , Lesehan Dan Rumah Makan Blitar)

 
Mendengar kata Bambu Kuning, bisa diartikan adalah sebuah pohon bambu kuning, tapi Blog Bambu Kuning di sini adalah Sebuah nama yang diambil untuk usaha PEMANCINGAN, LESEHAN DAN RUMAH MAKAN yang berada di Blitar Provinsi jawa timur.

 Bambu Kuning Papungan ( MAN TLOGO Ke utara 400 m) Pemancingan & Lesehan
  Bambu Kuning Papungan ( MAN TLOGO Ke utara 400 m ) Pemancingan & Lesehan
   Bambu Kuning Papungan ( MAN TLOGO Ke utara 400 m) Pemancingan & Lesehan
   Bambu Kuning Papungan ( MAN TLOGO Ke utara 400 m) Pemancingan & Lesehan
   Bambu Kuning Papungan ( MAN TLOGO Ke utara 400 m) Pemancingan & Lesehan
   Bambu Kuning Papungan ( MAN TLOGO Ke utara 400 m) Pemancingan & Lesehan

Didirikan sejak tahun 2008 dari sebuah kolam budidaya dan dikembangkan menjadi sebuah tempat makan dan pemancingan yang nyaman,sejuk asri pepohonan dan tenang berada di pinggir sungai .

   Bambu Kuning Kuningan-Kanigoro-Blitar Pemancingan & Lesehan
    Bambu Kuning Kuningan-Kanigoro-Blitar Pemancingan & Lesehan
    Bambu Kuning Kuningan-Kanigoro-Blitar Pemancingan & Lesehan
    Bambu Kuning Kuningan-Kanigoro-Blitar Pemancingan & Lesehan

Bambu kuning sendiri memiliki beberapa cabang di kota maupun kabupaten blitar ( blitar terdiri dari kabupaten dan kota ) , yang memiliki bidang sesuai kondisi tempat yang ada, tetapi meskipun demikian,cabang tersebut  tidak lepas dari ciri khas yang ditampilkan oleh bambu kuning, yaitu menyediakan masakan ikan segar air tawar.

  Bambu Kuning Rumah Makan Jl.TGP No.25 - Blitar
  Bambu Kuning Rumah Makan Jl.TGP No.25 - Blitar

Bambu Kuning di blitar Menyediakan tempat memancing dan lesehan untuk makan bersama keluarga maupun group teman yaitu Bambu kuning Pemancingan dan Lesehan yang berada di dsn.tegal rejo ds.papungan kec.kanigoro kab. blitar ( mudahnya  dari MAN TLOGO "yang berada di desa gaprang, dari situ ke utara 400 m "jangan sampai salah lokasi ), dan untuk memudahkan akses dalam menikmati ataupun mencicipi masakan bambu kuning di Blitar disediakan cabang yang berada ditengah kota blitar,tepatnya jalan TGP No. 25,telkom blitar ke selatan ( tapi jalan searah,harus memutar untuk sampai kelokasi ) di jl.TGP di dirikan Bambu Kuning Rumah Makan.

Produk Unggulan :
  1. Aneka Ikan : Gurameh , Nila , Lele , Bawal , Biskap dll
  2. Aneka Masakan : Bakar , Pepes Daun Pisang , Goreng , Acar Kuning , Asam Manis , Lodeh dll
  3. Setelah Mancing Bisa Langsung Dimasak
  4. Pemancingan Sistem Kiloan
Fasilitas :
  1. Kolam pemancingan yang luas (Kiloan)
  2. Penyewaan Kolam Harian untuk Group mancing bareng
  3.  Lesehan Group Mancing
  4. Lesehan Makan
  5. Meja Kursi Makan
  6. Sound System
  7. LCD
  8. Area Rapat / Group Bersama
  9. Area Parkir Yang Luas
  10. Mushola
  11. Toilet
  12. Free WIFI 
  13. Tandon Ikan :"Bisa Langsung Beli Kiloan Ikan Segar Nila dan Gurame "
INFORMASI LEBIH LANJUT :
Anda Bisa Menghubungi  0821 - 4260 - 9444
Office : Dsn Tegal Rejo Ds.Papungan Kec.Kanigoro Kab.Blitar (MAN TLOGO ke utara 400 m)
Halaman Facebook : https://www.facebook.com/pages/KOLAM-PEMANCINGAN-DAN-LESEHAN-IKAN-SEGAR-BLITAR/138071766212161?ref=tn_tnmn